Masyarakat Sakit: Dimana Saya?

“It is no measure of good health to be well-adjusted to a profoundly sick society.” ~Jiddu Krishnamurti

Sepenggal kalimat diatas saya kutip dari tulisan If Society is Sick, What Should We Do About It? Tulisan yang mengupas masyarakat yang sakit akibat perang, kemiskinan, kriminal, polusi, ledakan penduduk, korupsi, tema yang berlangsung hampir disemua belahan dunia negara-negara dunia ketiga. Bagi penulis ini seperti membicarakan tema social disorder atau biasa dikenal social phobia, adalah gangguan kecemasan yang merupakan salah satu gangguan kejiwaan yang paling umum, dengan prevalensi seumur hidup 12%.

Menurut David sang penulis If Society is Sick, What Should We Do About It?, menyatakan bahwa kondisi mentalitas yang menciptakan bencana sosial sekarang ini seperti ketidaknyamanan, ketakutan, keinginan, keterikatan, menghindari tanggung jawab sosial dan semua kualitas meragukan yang menyebabkan kekacauan publik saat ini adalah kualitas manusia normal. Tindakan yang paling baik dari kondisi ini adalah dengan tidak mengambil keuntungan pribadi dari perselisihan dan ketidakharmonisan sosial.

Bagi penulis pribadi, kenyataan social phobia mudah didapatkan dikota-kota besar seperti Jakarta misalnya dengan segala kompleksitas fenomena sosialnya. Terpenting selalu segera menjernihkan kondisi mental bilamana bertemu dengan situasi dan kondisi masyarakat yang sakit. Objectivitas melihat persoalan diperlukan untuk tidak mudah larut kedalam persoalan yang tidak kita fahami akar permasalahannya. Persoalan social un-trust atau ketidakpercayaan sosial saat ini telah mewujud dalam berbagai kelompok masyarakat dan sangat sulit menemukan orang yang bisa dipercaya dalam kondisi sosial yang saling berhimpitan -entah dengan segala itikad.

Dunia telah terlipat-lipat dengan ambiguitas, obsesi, ambisi dan panggung-panggung selebritis sosial. Ada dilipatan manakah saya? Menjadi pelipat atau terlipat?

Leave a comment